Selasa, 26 Maret 2013

Indikator teknikal Parabolic SAR

Indikator teknikal Parabolic SAR dikembangkan untuk menganalisa tren pasar. Indikator ini dibuat dalam grafik harga. Indikator ini hampir sama dengan Moving Average dan perbedaannya hanya jika, Parabolic SAR bergerak cepat bisa berdampak pada harga. Indikator ini ditempatkan dibawah grafik harga pada kondisi pasar bullish (uptrend) dan berada diatas pada bearish (downtrend).
Jika harga memotong garis Parabolic SAR, indikator berbelok, dan nilai berikutnya ditempatkan pada harga yang berlawanan. Ketika indikator berbalik arah harga maksimun atau minimum dianggap sebagai titik awal untuk periode sebelumnya. Indikator yang berbalik arah adalah sebuah signal (koreksi atau flat), atau harga akan berbalik arah.
Indikator Parabolic SAR menentukan titik untuk keluar dari pasar. Transaksi jangka panjang harus ditutup ketika harga jatuh dibawah indikator SAR, dan transaksi jangka pendek harus ditutup ketika harga naik diatas garis SAR. Indikator ini sering digunakan sebagai trailing stop.
Jika ada posisi transaksi jangka panjang yang terbuka, indikator Parabolic SAR akan naik, terlepas dari apa arah tren harga. Panjang pergerakan SAR tergantung pada skala pergerakan harga.

Perhitungan

SAR(i) = SAR(i-1)+ACCELERATION*(EPRICE(i-1)-SAR(i-1))
Dimana:
SAR(i-1) - nilai indikator candle bar sebelumnya;
ACCELERATION - faktor laju (akselerasi);
EPRICE(i-1) - harga tertinggi (terendah) periode sebelumnya (EPRICE=HIGH untuk posisi jangka panjang dan EPRICE=LOW untuk posisi jangka pendek). Nilai indikator naik jika harga pada candle bar lebih tinggi dari candle bar bullish sebelumnya sebaliknya. Faktor laju (akselerasi) akan berlipat ganda pada saat yang sama, yang akan menyebabkan Parabolic SAR dan harga akan berdampingan. Dengan kata lain, makin cepat pergerakan harga (naik/turun), semakin cepat indikator mendekati harga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar